![]() |
Ilustrasi : ovcio.com |
Aku sendiripun tidak mengerti, kenapa bertahan dengan semua ini. Bertahan dengan hal yang tak pasti. Aku tak punya hak apapun tentang kamu, bagiku sesaat bersamamu lebih penting dibanding memikirkan hak yang seharusnya kuperoleh darimu. Apakah aku memilikimu? Mungkin dalam harapan hadir jawaban iya, dan mungkin akan berbeda jawaban dalam kenyataan.
Termenung menunggu rutinitas engkau mengangsur cintamu sembari mengingat uang muka yang dulu pernah kau berikan. Menyenangkan, setidaknya kau pernah memberikan uang muka itu. Yang menjadikanku merasa engkau memang ingin memilikiku.. Menunggu.. menunggu.. saat dimana kau memberikan cinta dan waktumu. Saat semua angsuranmu lunas, semua cinta telah kau berikan hanya untukku, saat dimana aku benar-benar menjadi milikmu.
Wahai kau yang mengkredit cintaku, kapan kau melunasinya?
Posting Komentar