Sebenarnya di facebook saya sudah pernah membahas bagaimana diriku ini dulu waktu kecil, kenakalan apa saja yang ku lakukan serta hal-hal gila apa saja yang pernah aku coretkan dalam sejarah masa laluku namun tak ada salahnya bila diriku ini mengulangnya kembali menulis di web blog ini.
Aku terlahir pada hari Senin tanggal 27 Mei. Tahunnya aku rasa tidak perlu ditulis. Lahir dalam wujud manusia berkelamin lelaki dan sampai sekarang pun Alhamdulillah masih lelaki, aku pada akhirnya mendapat gelar sebagai anak pertama. Tumbuh berkembang di keluarga yang pas-pasan menjadikan aku yang sebenarnya tampan dan berkulit cerah ini tampak kusam bin dekil waktu kecil. Tapi sekarang? Tau sendirilah… you know me so weeelll… B-)
Penampakanku yang kecil, imut, unyu-unyu bin lucu serta bermata sipit ini sering kali membuat orang menyangka aku adalah warga keturunan. Dari kecil, sudah sering terdengar ungkapan dari teman-teman bapakku akan hal itu. Sampai terkadang di saat diri ini stress atau gilanya kambuh sering berfikir serta bertanya ‘aku ki jane anak e sopo tho? Ojo-ojo mbiyen bapakku nemu no ndalan?’ Haha.. tapi itu hanyalah pikiran lucu-lucuan saja karena saya yakin 100% saya adalah anak kandung bapak dan ibuku yang sekarang.
Ibuku.. atau yang sering aku panggil ‘mbok atau emak’ mempunyai kulit lumayan bersih dan kata orang cantik, sedangkan bapakku berperawakan pendek, item dan kriting lagi (maaf pak.hehe). Dan Alhamdulillah aku tidak mirip bapakku namun lebih mirip ibuku.
Ketika kecil, aku tinggal dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan kakek(alm) dan nenekku. Ibu dan bapakku sibuk bekerja sebagai buruh. Layaknya anak kecil pada umumnya, banyak hal-hal gila yang aku lakukan sampai terkadang jika aku ingat kejadian itu aku jadi kangen akan masa kecilku. Waktu kecil dari umur berapa tepatnya saya kurang tau sampai aku SMP, aku selalu tidur satu ranjang dengan nenekku. Hal itu membuat diri ini terkadang sering mendapat ejekan dari teman atau tetanggaku. Hmm, jadi geli sendiri kalau inget. Aku juga mempunyai teman dekat yah boleh dibilang semacam geng gitu terdiri dari 5 orang termasuk aku dengan penjelasan terdiri dari 4 orang cowok dan 1 orang cewek. Sugiyarto, Nanang, Erfan dan Fitri adalah nama mereka. Namanya juga anak kecil, banyak hal yang dulu kami lakukan seperti main bareng, ngerjain orang bareng, bolos bareng bahkan mandi bareng pun pernah kami lakukan. Bayangkan saja 4 orang cowok dan 1 orang cewek mandi bareng tanpa satu helai benangpun. Ngeri donk deh.. andai sekarang saya dan fitri bisa mandi bareng lagi. Hahahahahaha…
Aku adalah anak kecil yang penakut, tidak pede dan manja. Masih teringat dulu waktu masuk TK, aku selalu ditunggui bapakku. Ditunggui di sini bukan berarti bapakku nunggu di luar kelas namun bapakku ikut duduk di sampingku di dalam kelas. Jadi ceritanya…bapakku ikut belajar bersama aku. Bayangkan saja di sebuah ruangan kelas TK yang terdiri dari puluhan anak-anak kecil, ada satu penampakan yang mengganjal nampak sesosok tubuh yang lebih besar dibanding yang lainnya ikut duduk di kursi belajar, yap dialah bapakku tersayang. Ouh Tuhan, kalau inget hal itu rasanya diri ini ingin berkata ‘ lelaki macam apa diriku ini? Sekolah saja gak berani’.
Naik kelas 1 SD. Aku masih tampil sebagai anak kecil yang minderan, tidak pede, pemalu dan istilah-istilah lain seperti itu. Aku pernah nangis di dalam kelas cuma gara-gara di suruh maju. Entah apa yang kupikirkan saat itu, yang jelas saat itu aku cuman pengin nangis karena aku rasa cuman itulah jalan satu-satunya agar aku tidak di suruh maju. Hmmm, pemikiran yang bodoh namun sudah mulai terlihat betapa cerdiknya diriku ini :P
Kelas berapa tepatnya saya sendiri sudah lupa, kayaknya kelas 3 SD, aku pernah ketahuan bawa kalkulator untuk menghitung penjumlahan dan perkalian saat pelajaran matematika. Dan pingin tau respon apa yang kulakukan ketika dimarahi guruku? Yaps, nangis karena itulah satu-satunya cara termanjur untuk menghadapi berbagai masalah di waktu kecil.
Kelas 5 atau 6 SD diri ini sudah mulai terlihat usil, dimulai dari aku yang selalu berusaha pulang paling akhir karena bermaksut ingin membawa pulang kapur tulis yang sisa, sehingga besok ke-esokan harinya gurupun heran dan bingung kog kapur tulisnya hilang ya? perasaan kemarin masih, dan aku pun diam pura-pura gak tau, memasang muka polos serta muka tak bersalah. Bu, sorry ya… kalau ibu sekarang sempat membaca tulisan ini, aku ngaku deh.. yang nyuri thu kapur aku. Hehe…
Semakin bertambah umur aku tampil menjadi anak yang usil atau lebih tepatnya nakal. Aku pernah membuat guruku nangis, aku pernah membalikkan semua kursi rumahku karena waktu pulang sekolah rumah dalam keadaan kosong, aku pernah menggunting rambut teman sekolahku dan parahnya nyrempet telinga.
Uuughhh… aku kangen masa SD kuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu….!!
+ komentar + 3 komentar
is it your childhood? so amazing :D
apanya yang amazing?
nakalnya min..
Posting Komentar